Nulis Tanpa Batas

Nulis Tanpa Batas

(kamu)

Sabtu, 08 Februari 2014



"Untuk kamu. Dimana di sana, hatiku telah cukup lama tinggal."

Aku lupa. Entah sejak kapan aku mulai suka berbicara banyak hal kepadamu. Meluangkan banyak waktu hanya untuk berbagi cerita-cerita tentang masa depan. Impian-impian kecil ku di masa depan. Atau harapan-harapan ku untuk di masa depan.

Aku lupa. Entah bagaimana aku mulai suka menatapmu lama-lama duduk tepat di depanku. Mendengarkan banyak cerita yang kamu bagi untuk ku. Meluangkan banyak waktu hanya untuk mendengar cerita-cerita tentang masa depanmu. Impian-impian kecil mu di masa depan. Atau harapan-harapan mu untuk di masa depan.

Aku lupa. Entah dari mana datangnya rasa takut untuk kehilangan kamu. Kehilangan cerita-cerita kamu yang sengaja kamu perdengarkan untuk ku. Kehilangan banyak waktu yang biasa kita luangkan bersama. Kehilangan caramu menghiburku ketika aku sedang tak baik.

Kamu pasti paling tahu. Aku tak pandai untuk berbicara banyak tentang perasaanku sendiri untukmu. Aku bahkan tak paham betul bagaimana aku harus menunjukkan sayang yang sebenarnya untukmu. Aku tak seperti mereka yang mengatakan kepada orang lain, betapa mencintanya mereka terhadap pasangannya. Dan seketika pula, mereka mengatakan betapa bencinya mereka terhadap pasangannya.

Sungguh. Aku tak ingin seperti itu. Aku tak ingin berlebihan mencintaimu. Aku pun tak ingin memaksamu untuk tinggal di sini jika kau sudah tak mencintaiku. Kamu pun tak perlu memperdulikan ketakutanku untuk kehilanganmu.

Aku bukanlah seorang pengingat yang baik, sayang. Kamu pasti paham betul itu. Karena apa yang aku ingat secara berlebih, itu lah yang akan aku lupakan terlebih dulu. Kamu tak perlu cemas. Karena bahkan aku mengingatmu dengan cara yang sederhana.

Aku mengerti. Bagaimana upaya kamu untuk tetap tinggal dengan perempuan keras kepala seperti aku. Bagaimana upaya kamu untuk tetap bertahan menjaga perempuan menyebalkan seperti aku.

(k).jpg

0 komentar:

Posting Komentar