Nulis Tanpa Batas

Nulis Tanpa Batas

Tentang Perasaan

Sabtu, 01 Februari 2014



Bagaimana Kabarmu?
Iya kamu yang sedang membaca ini. Sebelum ke inti kamu harus persiapkan diri , tarik nafass, buang..
Baiklah Bee, aku akan menuliskan tentang dirimu lagi yang tak akan bosan-bosan nya ku post kan.

“vi, apa yang tengah kau pikirkan?”
“aku baik-baik aja Bee”
“Vi, aku ini pacarmu, jangan sungkan untuk bercerita. Vi kau tau kan betapa kita saling terbuka, lalu kenapa sore ini kamu berbeda”
“badanku sedikit kurang enak Bee”
“kalau begitu mari aku antar pulang Vi”
“jangan Bee. Kumohon . aku lebih baik berada di sampingmu daripada tanpamu” ku berikan senyuman padanya
“asal kamu tau Vi, kalau boleh serumah aku akan tinggal bersamamu. Menghabiskan waktu bersama berdua. Tanpa ada gangguan , tidak seperti sekarang yang penuh rintangan” sorot matanya mulai berubah, tampaknya ia sedang serius.
“jadi menurutmu sekarang kita sedang dipenuhi rintangan Bee?”
“menurutmu gimana Vi?”
“aku selalu membawa masalah menjadi bahagia, sepi menjadi penenang, sedih sebagai luapan. Kau tau Bee, betapa aku adalah sosok yang paling bisa menyembunyikan  rasa sakit. Semuanya kubawa santai. Bahkan aku bisa menahan air mata kala bicara tentang kita di sampingmu”
“tapi sore ini kamu bohong Vi”
“mmm” aku menyembunyikan wajahku dari tatapannya
“kau tau apa yang ku bilang bohong Vi?”
“aku gak bohong Bee” ucapku senggugukan
“air matamu keluar Vi, katamu  kamu pandai menyembunyikan kesedihan saat bersamaku. Tapi itu bohong” peluknya membuatku terasa tenang
“Bee, aku  terlihat lemah jika ada pangeran yang tak pantas aku bohongi”
Ia mulai mengambil saputangan nya , dan mengelap air mataku
“sudahlah Vi, kau tak perlu bohongi perasaanmu. Aku tak sanggup liat bola matamu yang bening ,sekarang di basahi air mata”
Aku sadar betapa jeleknya rupa wajahku saat menahan tangis di hadapannya. Aku mulai  mengatur nafas yang tak beraturan ini.
“Bee, sungguh kau anugrah yang paling sering aku banggakan di hadapan_Nya saat  aku dalam keadaan suci, dan tanganku sejajar dengan dada”
“Terimakasih yang teramat padamu Vi, aku sungguh sungguh dalam menjaga cinta kita”
Kami terhanyut dalam nyanyian burung, Ia menggenggam tanganku erat. Aku menatapnya dalam, seakan aku tak ingin kehilangannya_

_Merangir, 01 Feb 2014_


0 komentar:

Posting Komentar